Minggu, 18 Desember 2016

admin

Sejarah singkat Masuknya Islam di Kerajaan bugis (Bone)


Kerajaan Bone dan Gowa sejak dulu dikenal sering berseberangan dalam mewujudkan supremasi kekuasaan di wilayah Sulawesi Selatan. Alasan politis tentunya menjadi pertimbagan yang utama.  Sifat berseberangan inilah yang juga menjadi salah satu alasan Kerajaan Bone pada awalnya menolak ajakan dari raja Gowa untuk memeluk agama Islam. Pada saat itu Islam sudah jadi agama resmi yang dianut di kerajaan Gowa.

Raja Bone menganggap bahwa ajakan dari raja Gowa ini hanyalah salah satu siasat untuk melebarkan pengaruh dan kekuasaan dari kerajaan Gowa. Sebenarnya bukan hanya kerajaan Bone saja yang berpendapat demikian, karena pada umumnya kerajaan-kerajaan besar  yang  ada di Sulawesi Selatan juga berfikiran sama.

Setelah kerajaan Sidenreng, kerajaan Soppeng dan kerajaan Wajo menerima agama Islam, secara diam-diam raja Bone X We Tenrituppu diam-diam berangkat ke Sidenreng untuk menemui adattuang sidenreng La Patiroi yang telah memeluk Islam. Namun ternyata takdir berkata lain, sesaat setelah memeluk Islam sang raja kemudian menghembuskan nafas terakhir setelah menderita sakit. Untuk itu beliau mendapat gelar anumerta “matinroe ri Sidenreng

Tahun 1611 raja Bone X digantikan oleh La Tenriruwa sebagai raja Bone XI. Pergantian raja ini sampai ke telinga raja Gowa, Sultan Alauddin. Sang raja Gowa bersama pasukannya kemudian bergerak menuju Bone untuk bertemu dengan raja yang baru. Maksud utama dari kedatangan Sultan Alauddin adalah untuk mengajak sang raja baru memeluk agama Islam. Secara pribadi ajakan ini sebenarnya diterima raja Bone yang baru, sayangnya para Ade’ Pitu masih menentang karena kuatir akan rencana kerajaan Gowa untuk menjajah kerajaan Bone.

Selain itu mereka juga masih segan meninggalkan kebiasaan lama seperti makan babi, minum tuak, sabung ayam, beristri banyak dan lain-lain yang tidak sesuai dengan syariat Islam.

Namun itu hanya soal waktu karena akhirnya Islam dapat diterima oleh kerajaan Bone. Ajaran Islam bahkan memberi warna yang baru dalam pranata sosial orang Bone. Mereka bisa menerima Islam dengan baik karena menurut mereka ajaran Islam tidak mengubah nilai-nail, kaidah kemasyarakatan dan budaya yang telah ada sebelumnya.

Subscribe to this Blog via Email :